BANDAR LAMPUNG--Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo
mencanangkan Gerakan Zakat Daerah (GZD) sebagai upaya menghimpun
kekuatan zakat, infak, dan sedekah dalam membantu pembiayaan
pembangunan. Potensi zakat di Provinsi Lampung mencapai Rp1,8 triliun
per tahun, namun yang terkumpul masih kecil.
Untuk
itu, Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo meminta seluruh satuan
kerja perangkat daerah (SKPD) Provinsi Lampung, menjadi pelopor GZD. "Di
saat keterbatasan anggaran pemerintah, zakat merupakan salah satu
alternatif pembiayaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat," kata
Gubernur Ridho di Gedung Pusiban, Pemprov Lampung, Selasa (13/6/2017).
Pencanangan
itu dihadiri Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Lampung
Mahfud Santoso, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Lampung, Suhaili, perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah
(Forkompimda), dan para kepala SKPD. Menurut Gubernur, pencanangan itu
dimulai dari lingkungan kerja sendiri sebagai upaya mengopitimalkan
potensi zakat.
Pada kesempatan itu, Gubernur
secara simbolis menyerahkan hasil pengumpulan zakat masyarakat Lampung
sebesar Rp1,15 miliar kepada Baznas yang diwakili Mahfud Santoso. Zakat
itu berasal dari para pengusaha, SKPD Provinsi Lampung, dan para wajib
zakat (muzakki).
Gubernur meminta seluruh SKPD
rutin membayar zakat dan tak hanya di bulan Ramadan. "Bayar zakat itu
harus dipaksakan. Jangan takut, karena ini perintah Allah swt. Bayar
zakat itu harus kegiatan rutin dan menjadi kebiasaan agar kita bisa
membantu banyak orang," kata Gubernur.
Pencanangan
GZD, kata Gubernur, juga dilakukan dengan menyurati para kepala bupati,
wali kota, SKPD, badan usaha milik daerah (BUMN), badan usaha milik
daerah (BUMD), agar pengumpulan zakat menjadi perhatian khusus. "Pada
tahap awal, 15 SKPD Pemprov Lampung mengumpulkan zakat dengan total
Rp103 juta. Mudah-mudahan ini langkah awal yang baik dan saya berharap
SKPD lain ikut menyusul," kata Gubernur Ridho.
Gerakan
ini, menurut Mahfud Santoso, diawali pada 6 Juni 2017, dengan menggelar
sosialisasi yang dihadiri Sekretaris Provinsi Lampung di Balai Kratun,
Kantor Pemprov Lampung. Sejak sosialisasi tersebut, saldo tiga rekening
Baznas Lampung, terus naik. Menurut Mahfud, hanya dalam seminggu dana
terkumpul Rp1,15 miliar. "Ini rekor tertinggi pengumpulan zakat dalam
waktu seminggu di Indonesia," kata Mahfud.
Baznas
berharap dukungan Gubernur Ridho ini menjadi awal yang baik, karena
besarnya potensi zakat Lampung. "Potensi Rp1,8 trilun itu perhitungan
minimal dari sepertiga warga Lampung yang wajib bayar pajak. Ini
tantangan bagi Baznas untuk terus menghimpun zakat yang akan disalurkan
kepada delapan penerima zakat(mustahiq). Hingga kini, Baznas Lampung
baru menyalurkan ke lima mustahiq," kata Mahfud Santoso.
Dalam
mengumpulkan zakat tersebut, Baznas memiliki cabang di seluruh
kabupaten dan kota se-Lampung. Hasil pengumpulan zakat ini dipakai
sebagai dana bergulir untuk pemberdayaan ekonomi umat. Baznas membagikan
zakat produktif secara bertahap Rp50 juta di 15 kabupaten dan kota
se-Lampung. Selain itu, Baznas membiayai 42 mahasiswa dari keluarga
kurang mampu.
"Baru tiga kabupaten yang
disalurkan yakni Pesawaran, Lampung Tengah, dan Bandar Lampung yang
kampung di pinggiran kota untuk buka usaha ternak bebek, kambing, jamur
tiram, buah-buahan, dan sayur mayur. Ukuran keberhasilannya, jika para
mustahiq mampu menjadi muzakki (pembayar zakat)," kata Mahfud Santoso.
Penyaluran
zakat melalui Baznas, kata Mahfud, dapat dijadikan faktor pengurang
penghasilan kena pajak. "Bahkan aturan ini tidak hanya untuk wajib pajak
pemeluk agama Islam, tetapi juga berlaku untuk zakat penghasilan yang
dibayarkan wajib pajak badan dalam negeri. Namun penyalurannya harus
lewat Baznas, karena ini yang diakui pemerintah," kata Mahfud.